Penyakit yang Timbul Karna Mengkonsumsi Snack Terlalu Sering – Makanan ringan erat kaitannya dengan spaceman slot rasanya yang lezat. Hal inilah yang membuat banyak orang mengabaikan bahaya makanan ringan kemasan. Padahal, camilan ini biasanya tinggi kalori, lemak, garam, dan gula, yang bila terlalu sering dikonsumsi bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit. Makanan ringan kemasan merupakan camilan yang melewati serangkaian proses pengolahan dan dikemas dalam bungkus atau toples sebelum akhirnya sampai ke tangan konsumen. Makanan ringan kemasan bisa berupa keripik atau kue kering.
Proses pengolahan yang panjang dan penambahan zat tertentu membuat makanan ringan kemasan menjadi minim nutrisi dan tinggi kalori. Makanya, walau buah atau sayur kaya gizi dan rendah kalori, nutrisinya bisa berkurang dan menjadi tinggi kalori jika sudah diolah menjadi keripik kemasan. Sebenarnya, kalau dikonsumsi sesekali dan dalam jumlah yang sedikit, makanan ringan kemasan tidak berpengaruh signifikan terhadap kesehatan tubuh.
Sayangnya, rasa gurih dan manis yang ditawarkan oleh makanan ringan kemasan bisa menimbulkan “ketagihan”, sehingga membuatmu ingin mengonsumsinya lagi dan lagi. Akibatnya, asupan kalori makin tinggi, begitu pun dengan asupan garam, gula, lemak, dan bahan kimia tambahan. Dalam jangka panjang, konsumsi makanan ringan kemasan yang terlalu banyak dan terlalu sering bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti obesitas, penyakit kardiovaskuler, diabetes, bahkan depresi.
Radang Usus
Beberapa makanan ringan kemasan, seperti biskuit, roti, selai kacang, dan sosis, biasanya mengandung zat pengemulsi. Penambahan zat ini bertujuan untuk memperpanjang umur penyimpanan slot bet 800 dan mempertahankan bentuk makanan, sehingga tetap menarik meski sudah jauh dari tanggal produksinya. Sayangnya, konsumsi zat pengemulsi secara berlebihan bisa merusak lapisan usus yang meningkatkan risiko terjadinya radang usus.
Kanker Usus Besar
Tak hanya kandungan gula, garam, dan lemak jenuh, bahan pengawet dalam makanan ringan kemasan juga patut kamu waspadai, nih. Soalnya, risiko terkena kanker usus besar terbukti meningkat bila seseorang gemar mengonsumsi makanan berpengawet. Bukan tanpa alasan, bahan kimia yang digunakan untuk mengawetkan makanan kebanyakan bersifat karsinogenik, yaitu zat yang berpotensi menyebabkan kanker.
Obesitas
Bukan rahasia lagi bila makanan berkalori tinggi menjadi penyebab obesitas. Nah, makanan ringan kemasan cenderung tinggi kalori dibandingkan makanan segar atau makanan yang diolah sendiri, sehingga bisa meningkatkan risiko terkena obesitas bila dikonsumsi terlalu sering.
Bayangkan saja, sekitar 1 bungkus atau 100 gram keripik kentang kalorinya bisa mencapai 545 kalori. Padahal, konsumsi kalori harian rata-rata orang dewasa hanya 2.000 kalori untuk wanita dan 2.500 kalori untuk pria. Itu artinya, ngemil 1 bungkus keripik kentang saja sudah mencapai hampir ¼ kebutuhan kalori harian.
Diabetes Tipe 2
Selain obesitas, makanan tinggi kalori juga bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2, lho. Penyakit kronis ini tidak rajasgptoto semata-mata hanya karena kebiasaan minum minuman manis, tetapi juga akibat kebiasaan makan makanan ringan kemasan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan sodium (garam).
Penyakit Jantung
Kadar gula, lemak jenuh, dan sodium yang tinggi dalam makanan ringan kemasan berpotensi meningkatkan kadar kolesterol jahat dan tekanan darah, yang mana hal tersebut merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Penelitian juga menyebutkan bahwa orang yang sering mengonsumsi makanan ringan kemasan lebih berisiko terkena penyakit kardiovaskuler, termasuk penyakit jantung dan aterosklerosis, dibandingkan yang tidak atau jarang mengonsumsinya.
Depresi dan Gangguan Kecemasan
Ada kaitan antara konsumsi makanan ringan dengan gangguan mental. Jadi, makanan ringan kemasan biasanya mengandung gula tambahan. Nah, konsumsi gula tambahan ini bisa merusak starlight princess 1000 fungsi usus, tempat di mana produksi serotonin terjadi. Serotonin sendiri adalah hormon yang berperan untuk memperbaiki suasana hati menjadi lebih baik. Kalau produksi serotonin terganggu, suasana hati pun akan memburuk. Suasana hati yang buruk dikaitkan dengan gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.